Friday, November 6, 2015

Bung Hatta Tak Mampu Bayar Iuran PAM

Bung Hatta
Ali Sadikin terhenyak mendengar kabar itu. Orang sekelas mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta, tidak mampu membayar iuran air PAM. Saking kecilnya uang pensiun, Bung Hatta juga kesulitan membayar listrik dan uang pajak dan bangunan.

Gubernur legendaris Jakarta itu terharu melihat kondisi Bung Hatta. Seorang pemimpin yang jujur hingga hidup susah di hari tua.

"Begitu sederhananya hidup pemimpin kita pada waktu itu," kata Bang Ali terharu. Hal itu dikisahkan Bang Ali dalam biografinya Bang Ali, Demi Jakarta 1966-1977 yang ditulis Ramadhan KH.

Bang Ali tak cuma terharu, dia langsung bergerak. Sang Letnan Jenderal Marinir itu melobi DPRD DKI untuk menjadikan Bung Hatta sebagai warga kota utama. Dengan begitu, Bung Hatta terbebas dari iuran air dan PBB.

DPRD setuju. Pemerintah Pusat juga memberikan sejumlah bantuan, di antaranya bebas bayar listrik.
Ironis memang, seorang proklamator, mantan wakil presiden, mantan perdana menteri dan seorang Bapak Bangsa Indonesia sampai tidak punya uang untuk membayar listrik dan air. Tapi itulah kejujuran seorang Mohammad Hatta. Padahal jika mau main proyek, Hatta tentu bisa kaya tujuh turunan macam pejabat bermental bandit.

Banyak kisah kesederhanaan Hatta yang bisa membuat air mata meleleh. Saat Bung Hatta tak bisa membelikan mesin jahit untuk istrinya karena kekurangan uang. Atau sepatu Bally yang tak pernah bisa terbeli hingga akhir hayatnya. Guntingan iklan sepatu itu masih tersimpan rapi di perpustakaannya. Namun sepatunya tak sanggup terbeli oleh sang proklamator.

Hatta tak meninggalkan banyak uang. Dia mewariskan keteladanan untuk Bangsa ini. Keteladanan yang kini makin jauh dengan perilaku korup para pejabat negara.

Friday, July 31, 2015

Gaji Terakhir untuk Sang Istri

Abdullah (39 Tahun) Pekerja Konstruksi yang datang dari Jawa Tengah dan bekerja di PT Takanaka Cikarang.

Sejak beberapa hari ini Buruh Perusahaan Konstruksi ini mengeluh sakit kepada teman-temannya, Menurut temannya istrinya selalu menelpon dengan nada kasar padahal Abdullah seorang suami yang lembut kepada istrinya, Abdullah pulang sebulan sekali demi berhemat.

Pagi ini, Abdullah mengeluh sakit kepala dan panas dingin, selalu memegang kepalanya. Istrinya masih terus menerus menanyakan gaji kapan di transfer tanpa peduli dengan kesehatan Abdullah yang terkadang makan dan minumnya tidak jelas di kawasan Industri.

Abdullah sudah ingin diantar sama teman-temannya tetapi Abdullah pulang sendiri sekalian mau ke ATM buat transfer gaji seluruhnya kepada istri yang selalu dicintainya. Abdullah tidak mementingkan dirinya tetapi istri dan anak-anaknya adalah utama baginya, hanya sayangnya sang istri tak pernah mau tau kondisi Sang Suami.

Gaji Terakhir. Mungkin inilah yang bisa dikatakan untuk Abdullah, Dari Lokasi kerja menuju ATM Rumah Sakit Permata Keluarga, Berseragam Lengkap Perusahaanya. Setelah mentransfer semua gajinya Abdullah terkapar dijalan raya dengan otak berceceran karena sebuah truk melintas dengan cepat. Sang Supir dan Truknya kabur, Jasad berseragam lengkap perusahaan konstruksi masih menempel itu terkapar tak bernyawa. Seakan-akan Abdullah ingin mengatakan "Istriku Sayang, Ini Gaji Mas yang terakhir, Titip anak-anak, Mas kuat disini" (Padahal Abdullah jarang makan menurut rekan kerjanya), Abdullah selalu berhemat demi istri dan anak-anaknya.

Innalillahi wa inna ilaihiroji'un

(1 Jam Saya Dilapangan membantu Security menepikan kendaraan yang lewat, Sambil mengumpulkan informasi tentang Abdullah ini)

Saya terenyuh dengan Kisah Buruh ini, Betapa perjuangannya menghidupi kekuarga walau tidak dihargai istrinya tak menyurutkan langkahnya untuk terus membahagiakan mereka yang hanya bisa ditemuinya 1x dalam sebulan atau bahkan 1x dalam 2 bulan.

Masihkah para istri tidak menghargai suaminya? Ingat! Ketika Seorang Pria memutuskan menikah maka itu adalah keputusan terbesar dalam hidupnya dan itu pertanda dia siap bertanggungjawab dengan keputusannya itu. Dan dia itu adalah Abdullah.

Masya Allah......

Thursday, July 30, 2015

Anak Kecil Ini Membungkam Pertanyaan Lelaki Atheist

gambar dan isi dari : https://www.facebook.com/yoursmartison/
Seorang atheist duduk bersebelahan dengan seorang gadis kecil dalam suatu penerbangan. Si atheist berbalik badan ke si gadis kecil dan berkata, "Apakah anda ingin bercakap-cakap? Sepertinya penerbangan ini akan terasa menarik jika kita dapat bercakap-cakap."
Si gadis kecil, yang baru saja membaca buku, menjawab, "Apa yang ingin anda bicarakan?"
"Hmm .. saya tidak tahu," kata si atheist. "Bagaimana bila topiknya, mengapa Tuhan itu tidak ada, mengapa Surga dan Neraka tidak ada, begitu pula dengan kehidupan setelah kematian?" tanya si atheist sambil tersenyum puas.
"Okelah," kata si anak. "Hal itu bisa menjadi topik menarik, tapi saya ingin bertanya kepada anda dulu. Kuda, sapi, dan kambing semuanya makan makanan yang sama, rumput. Tapi kotoran kambing berupa butiran-butiran kecil, sementara sapi kotorannya lebih datar, sedangkan kuda lain lagi. Bagaimana tanggapan anda tentang hal ini?"
Si atheist tampak terkejut dengan pertanyaan si gadis kecil itu, berpikir tentang pertanyaannya dan menjawab, "Saya tidak tahu ..."
"Apakah anda benar-benar merasa memenuhi syarat untuk membahas mengenai Tuhan, Surga dan Neraka, atau kehidupan setelah kematian, sementara anda sendiri tidak tahu apa-apa, bahkan mengenai kotoran sekalipun?" timpal si gadis. Dan si gadis kecil kemudian kembali membaca bukunya.